Rabu, 13 November 2013

Cerpen....

Diposting oleh Unknown di 22.08
Sumber: majalah wanita.

Rumah Tanpa Ayah
    Rumah tanpa ayah, rasanya tidak pernah terbayang sebelumnya. Dulu Airin pernah membaca cerpen berjudul ”Rumah Tanpa Jendela”. Rumah kecil yang semua penghuni rumahnya memimpikan jendela dan membayangkan ada sinar matahari yang masuk melalui jendela itu. Hal itu adalah kemewahan bagi penduduk kota besar yang tinggal di daerah kumuh yang rumahnya berdempet-dempetan, sehingga jendela merupakan hal yang istimewa, tapi meskipun tanpa jendela, mereka masih senang karena masih ada ibu atau ayah yang bisa dijumpainya setiap hari.
    Rumah tanpa ibu juga sangat mengerikan, terlebih bila sang ibu sangat dekat dengan anak-anaknya. Kebahagiaan anggota keluarga adalah bila saat pulang ke rumah, ibu menyambut dengan baju daster wangi sederhana. Di meja makan sudah tersedia aneka makanan masakan ibu yang sederhana namun spesial, rasanya ingin dan ingin menambah lagi. Kalau ibu tiba-tiba harus pergi dari rumah dan tidak kembali lagi, separuh rumah rasanya runtuh, jatuh luruh ke jalan.
    “Rumah tanpa ayah sangat oke bila ayahku galak”. Kalimat itu di dengar Airin dari sahabatnya, Bayu, yang memiliki ayah seorang jendral dan selalu disiplin dalam berbagai hal. “Aku pernah lho, disabet pakai keyboard komputer oleh ayah karena aku masih main internet saat maghrib sudah lewat tiga puluh menit. Padahalkan tinggal di-shutdown saja. Ayah marah setengah mati. Bukan sakitnya yang kuingat , tapi mata ayah yang merah serta ganas.        Rasanya kalau aku ingat galaknya ayah, boleh-boleh saja kok, rumah ini tidak punya ayah lagi,” kata bayu kepada Airin suatu ketika.
Namun rumah tanpa ayah merupakan sesuatu hal yang mengejutkan bagi siapa saja yang mengalami. Bagaimana pun ayah adalah tokoh sentral dalam keluarga. Ayah adalah nahkoda, ayah adalah yang di ikuti, ayah adalah sosok yang didengarkan. Namanya saja kepala keluarga, kepala bagi semua anggota keluarga.
    Tanpa ayah, rumah seperti ikan tanpa kepala, tidak manis dan tidak utuh, tidak bisa disebut ikan, walau bau amisnya menyengat dan semua orang mengatakan itu adalah ikan. Rumah tanpa ayah menumbangkan stabilitas. Rumah tanpa ayah merupakan hal yang membuat keluarga menjadi kurang seimbang.
    Airin baru menyadari itu ketika ayahnya dipanggil Allah swt. Betapa sepinya rumah karena tidak ada lagi kesibukan ibu yang selalu menyiapkan kebutuhan ayah. Tidak ada orang besar yang menyuruh ini dan itu dengan suaranya yang besar. Tidak ada yang mengimami shalat.
    Rumah tanpa ayah membuat Airin berpikir keras bahwa ternyata ayah adalah segalanya. Hal yang tidak disadarinya ketika ayah masih ada.
Ingat ya teman kita harus bersyukur karna masih punya orangtua yang utuh, yang masih sayang sama kita.. :) :D

                                            

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

 

Wanita Berkarya Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting